Minggu, 29 November 2009

Hal-hal yang Merisaukan Para Pencari Kerja

Apakah jabatan yang saya inginkan realistis? Bolehkah mengirimkan lamaran kerja ke perusahaan yang tidak sedang membuka lowongan? Apakah berkas lamaran kerja harus di-print berwarna agar lebih diperhatikan oleh HRD?

Ketika menyiapkan aplikasi untuk melamar pekerjaan, orang sering dihadapkan dengan pertanyaan-pertanyaan yang merisaukan seperti itu, yang sebenarnya tidak perlu terjadi. Kerisauan-kerisauan tersebut sudah menjadi klasik sehingga justru kontraproduktif. Berikut sejumlah pertanyaan yang paling sering diajukan oleh para pencari kerja.

Temukan jawabannya sehingga Anda bisa mempersiapkan diri sejak dini, dan lebih bisa memastikan apakah usaha Anda telah berada di jalan yang benar.

1. Bagaimana saya tahu, pekerjaan yang saya inginkan sesuai dengan kemampuan saya?

Satu-satunya cara untuk memastikannya adalah dengan menengok kembali ke masa awal Anda mencari kerja dan melihat apa yang� Anda dapat sekarang. Jika Anda mendapati diri Anda seperti membentur dinding –baik ketika mencari kerja lewat lembaga jasa penempatan, networking maupun internet– maka sadarilah bahwa cita-cita Anda tidak sesuai dengan realitas pasar. Artinya, Anda perlu menurunkan atau memikirkan kembali skala target Anda.

2. Saya ingin bekerja di Perusahaan A, tapi perusahaan tersebut tidak memasang info lowongan kerja, bagaimana cara terbaik untuk mendekatinya?

Cara terbaik adalah selalu mencoba (memanfaatkan) jaringan yang terhubung dengan perusahaan itu. Bisa melalui teman Anda, atau temannya teman Anda, yang jelas dia bisa memperkenalkan Anda dengan “orang dalam” perusahaan yang ingin Anda tuju. Orang tersebut tak harus berasal dari bagian atau departemen yang Anda inginkan.

Yang Anda perlukan hanya nama yang bisa mengubungkan Anda dengan pihak yang tepat. Setelah Anda mendapatkan nama, tulislah pesan yang mengungkapkan maksud Anda, dan menindaklanjutinya dengan menelepon. Tapi, jangan langsung bicara tentang pekerjaan melainkan mintalah kesempatan untuk bertemu.

3. Adakah sesuatu yang bisa dilakukan untuk membuat resume saya lebih menonjol dibandingkan yang lain?

Sebenarnya tak banyak yang bisa Anda lakukan untuk mempercantik sebuah resume sehingga berbeda dari yang lain. Memakai tipografi yang tak biasa atau cetak-berwarna memang membuat resume Anda beda, tapi pengusaha concern dengan isi.

Kadang metode pengiriman tertentu lebih menyita perhatian, tapi dalam kompetisi yang ketat hal itu pun tak membantu. Hal terpenting adalah menyebutkan keahlian khusus yang Anda miliki dalam resume tersebut, yang relevan dengan posisi yang Anda incar.

4. Apa kesalahan paling umum yang dilakukan oleh pencari kerja dalam resume mereka?

Kesalahan paling umum, sejauh ini, mencantumkan sebanyak-banyaknya fungsi dan tanggung jawab yang pernah dipegang di perusahaan sebelumnya. Satu saja fungsi dan tanggung jawab yang spesifik akan lebih membuat orang terkesan akan kemampuan Anda, dan secara otomatis lebih membantu orang lain mendeteksi kesesuaian Anda dengan perusahaan/jabatan yang sedang Anda lamar.

Kesalahan kedua, tidak cukup spesifik ketika menyebutkan kemampuan yang dimiliki. Perusahaan lebih tertarik dengan hal-hal khusus yang Anda kuasai.

5. Bagaimana cara terbaik membangun network?

Tak ada cara “terbaik”. Namun, yang penting adalah bagaimana memberdayakan semua sumber: keluarga, sahabat, asosiasi bisnis, mantan teman sekelas dan sebagainya. Anda harus berusaha “terlihat” dan tempatkan diri dalam berbagai situasi yang memberi Anda kesempatan untuk bertemu orang-orang baru.

Terpenting dari semua itu, ketika kesempatan telah didapat, manfaatkanlah sebaik-baiknya. Buatlah orang tahu apa yang sedang Anda cari.

6. Apa nasihat terpenting untuk orang yang akan memenuhi panggilan wawancara kerja?

Senantiasi tempatkan diri sesuai dengan orang yang mewawancarai. Ingatlah apa yang dia inginkan dari Anda: memastikan apakah Anda memiliki keahlian, atribut personal dan motivasi yang mendukung sukses dalam kerja. Yang harus Anda “jual” selama wawancara kerja adalah elemen-elemen itu: keahlian dan personalitas yang dapat memberi sumbangan penting untuk perusahaan yang sedang mewawancarai Anda.

7. Seberapa jauh saya harus jujur dalam menjawab pertanyaan wawancara kerja?

Pada dasarnya, tentu, harus sejujur mungkin, sebenar mungkin. Tapi, tergantung juga dengan pertanyaan yang diajukan. Untuk pertanyaan yang jawabannya membutuhkan lebih banyak opini pribadi, misalnya, tentu tidak bisa diukur dengan salah atau benar, melainkan jawablah dengan meyakinkan. Intinya, tampilkan diri “sebenar” mungkin. Sekali Anda tampak meragukan, maka semua yang Anda katakan selama wawancara akan membuat pewawancara ragu.

8. Jika pewawancara memperlakukan saya secara tidak menyenangkan, apa yang harus saya lakukan?

Pertama, pastikan dulu apakah tindakan itu bagian dari skenario wawancara –misalnya, sengaja untuk menguji respon Anda terhadap tekanan. Ini memang jarang dilakukan, tapi bisa saja terjadi ketika kemampuan untuk bertahan di bawah tekanan merupakan kualifikasi yang dituntut oleh jabatan yang sedang Anda lamar.

Namun, jika yang Anda hadapi memang seorang pewawancara yang pada dasarnya “kurang ajar”, tetaplah bersikap tenang, dan profesional. Dan, beruntunglah karena Anda tidak akan berurusan lagi dengan orang tersebut setelah wawancara selesai.

Sumber : portalhr.com


Selengkapnya Baca...Hal-hal yang Merisaukan Para Pencari Kerja...

Tips Menentukan Gaji dalam Interview

Setelah berhasil melewati beberapa tahapan wawancara kerja, besar kemungkinan anda akan diterima di perusahaan tersebut. Maka yang harus anda lakukan adalah mempersiapkan diri untuk menerima pertanyaan, “Berapa gaji yang anda inginkan ?”

Negoisasi gaji adalah salah satu bagian tersulit dalam mendapatkan pekerjaan. Jika meminta jumlah yang terlalu besar, perusahaan mungkin akan mengurungkan niatnya merekrut anda. Sebaliknya, jika jumlah yang anda minta terlalu rendah, mungkin anda akan diterima, namun gaji yang didapatkan dibawah standar yang seharusnya dibayarkan perusahaan tersebut.

Setelah bekerja selama beberapa waktu, alu anda mengetahui fakta tersebut, pastilah anda akan merasa kecewa. Dan solusinya adalah meminta kenaikan gaji, dan hal ini bukanlah proses yang mudah. Untuk “memenangkan” negosisasi gaji pada saat interview, ikuti petunjuk berikut :

PERATURAN NO. 1 : Dapatkan Informasi

Sebelum wawancara, manfaatkan networking anda. Anda bisa mendapatkan informasi dari teman atau senior anda yang bekerja di perusahaan tersebut/industri serupa, terutama untuk divisi atau posisi yang sama. Sumber lain adalah internet atau tabloid yang memuat mengenai survey/informasi gaji.

PERATURAN NO. 2 : Mendengarkan

Di awal wawancara, jangan pernah langsung menyebutkan berapa gaji yang anda inginkan. Semakin lama anda “menunda”, maka semakin banyak informasi yang bisa didapatkan untuk “memenangkan” negoisasi gaji.

Langkah awal, pada saat wawacara, anda sebaiknya “mencari tahu” dari sang pewawancara, ada berapa banyak kandidat untuk posisi tersebut, dan telah berapa lama lowongan tersebut dibuka. Jika lowongan tersebut telah dibuka dalam waktu yang lama, ada kemungkinan perusahaan kesulitan untuk mendapatkan kandidat yang memenuhi kualifikasi. Jika anda high qualified, mungkin anda bisa mendaptkan nominal yang dinginkan.

PERATURAN KE 3 : Berlatih

Anda boleh menyebutkan sejumlah angka pada saat bernegoisasi. Tetapi jangan terlalu tinggi dari standar gaji yang berlaku untuk industri/perusahaan tersebut. Jika ini terjadi, pewawancara malah menganggap anda tidak serius. Ini berarti anda kehilangan kesempatan.

Jika anda menginginkan sejumlah nominal yang tinggi untuk gaji anda, katakanlah sejumlah gaji pada top range, tunjukkah bahwa kualifikasi anda memang pantas untuk itu. Sebelum hari wawancara, anda bisa mempersiapkan “pidato” selama 1-2 menit yang mendeskrisikan apa yang anda bisa berikan untuk perusahaan jika anda diterima bekerja di tempat tersebut.

Satu hal yang harus dingat, pada saat perusahaan memberikan penawaran, anda tidak harus memberikan jawaban saat itu juga. Anda bisa minta waktu untuk mempertimbangkan semuanya dalam mengambil keputusan. Jika tawaran perusahaan lebih rendah dari yang anda harapkan, anda bisa saja menolak.

Apalagi pada saat bersamaan, ada tawaran yang lebih menggiurkan dari perusahan lain. Namun, ada hal lain yang patut dipertimbangkan, apakah posisi yang ditawarkan nerupakan langkah strategis untuk perkembangan karir anda.

BEBERAPA SITUASI DALAM NEGOSISASI GAJI

— . Perusahaan melakukan “secreening phobe call”

Yang harus anda lakukan adalah bertanya dengan sopan mengenai kisaran gaji untuk posisi tersebut.

Jika si penelpon tidak memberikan informasi untuk hal tersebut, anda sebaiknya merespon dengan mengatakan, “Berdasarkan informasi yang saya dapatkan mengenai standar gaji untuk industri ini, mencakup gaji pokok, lembur, training, dan fasilitas yang ada, asuransi kesehatan, biaya perjalanan, jenjang karir, bonus, komisi, dan jenis profit sharing lainnya, gaji yang saya inginkan berkisar Rp xxx,- sampai dengan Rp yyy,- (berikan kisaran yang luas). Saya bersedia datang untuk wawancara pada hari X jam Y. Apakah Bapak/ibu bersedia mempertimbangkan ?.

– . Jika pewawancara mengajukan pertanyaan mengenai gaji pada saat awal wawancara, anda punya 3 pilihan :

* Berusaha menunda negoisasi dengan mengatakan, “Saya melamar untuk posisi ini karena sangat tertarik akan bidang ini dan perusahaan anda. Tetapi saya rasa saya baru bisa membahas masalah gaji dengan anda setelah kita berdua “yakin” bahwa saya memang memenuhi kualifikasi untuk posisi ini.”

* Memberikan respon yang tidak spesifik dengan mengatakan, “Selama saya dibayar sesuai standar perusahaan anda dan tanggung jawab yang harus saya penuhi untuk posisi ini, saya rasa tidak ada masalah.”

* “Membalikkan” pertanyaan kepada pewawancara. Jika pewawancara melontarkan pertanyaan di awal wawancara , “Jika anda diterima bekerja di sini, berapa gaji yang anda inginkan ?”. Maka anda bisa menjawab seperti ini, “Saya sangat tertarik untuk berkerja di sini, menjadi bagian dari perusahaan ini. Tetapi sebelumnya saya ingin mengetahui, untuk kualifikasi kandidat dengan latar pendidikan dan keahlian seperti saya, berapakah standar gaji di perusahaan ini ?”.

– Negoisasi gaji di pertengahan wawancara –

* Perusahaan menawarkan gaji dalam kisaran yang sesuai/bisa anda terima. Pewawancara mengatakan, “Gaji untuk posisi ini berkisar dari Rp xxx,- sampai dengan Rp yyy,- Apakah anda bersedia menerima tawaran ini ?. Yang harus anda katakan, “Saya sangat menghargai tawaran ini.

Saya sangat tertarik untuk mengaplikasikan yang telah saya pelajari selama kuliah di perusahaan ini. Jumlah yang anda sebutkan tadi adalah yang seperti saya harapkan untuk gaji pokok, ditambah dengan beberapa aspek lainnya seperti asuransi, uang lembur, dan fasilitas lainnya.

* Anda hanya tertarik pada top range dari gaji yang di tawarkan. Yang harus anda katakan, “Terimakasih atas tawaran anda untuk bergabung dengan perusahaan ini. Saya yakin berbagai keahlian yang saya miliki merupakan benefit bagi perusahaan ini. Berdasarkan apa yang saya ketahui mengenai standar gaji dan penawaran dari perusahaan lain, saya harus mengatakan bahwa saya hanya bisa mengatakan “ya” untuk kisaran atas dari jumlah yang Bapak/Ibu sebutkan tadi.

* Jika anda sama sekali tidak tertarik dengan gaji yang ditawarkan. Yang harus anda katakan, “Terimakasih atas tawaran Bapak/Ibu untuk bergabung dengan perusahaan ini. Saya sangat tertarik untuk mengaplikasikan yang telah saya pelajari selama kuliah di perusahaan ini.

Namun ada beberapa perusahaan lain yang juga memberikan tawaran kepada saya, untuk posisi yang sama dan gaji yang lebih tinggi. Tentu saja, uang bukan faktor penentu utama, saya juga mempertimbangkan faktor-faktor lain seperti training, jenjang karir,dan sebagainya.

* Pewawancara tidak menyebutkan jumlah kisaran gaji. Yang harus anda katakan, “Dari apa yang saya ketahui, berdasarkan standar industri, gaji pokok untuk posisi ini adalah sebesar Rp xxx. Dan berdasarkan pendidikan dan keahlian yang saya miliki, saya mengharapkan gaji pada middle range, katakanlah Rp yyy. Baagimana menurut Bapak/Ibu ?”.

* Jika pewawancara memberikan penawaran di akhir wawancara. Ini berarti pewawancara sangat tertarik untuk merekrut anda. Yang harus anda katakan, “Saya siap untuk menerima penawaran terbaik dari perusahaan ini.” Dan jika gaji ditawarkan memang seperti apa yang anda inginkan, katakan, “Hal terpenting bagi saya adalah kesempatan untuk bergabung di perusahaan ini, dan saya yakin gaji yang ditawarkan sangat kompetitif.”

Petunjuk untuk “FRESH GRADUATES”.

- Perusahaan memilih anda karena kualifikasi yang dimiliki, bukan gaji yang anda sebutkan. Perusahaan menerima anda bekerja adalah untuk meningkatkan profit mereka.

- Dalam wawancara, anda harus meyakinkan bahwa anda mampu mengerjakan tugas/tanggung jawab untuk posisi tersebut. Jika tidak, mereka tidak akan memberikan penawaran apapun bagi anda.

- Jika anda belum memiliki pengalaman kerja, ingat akan kualitas anda yaitu pendidikan dan keahlian. Dua hal itulah yang akan membuat anda sukses di dunia kerja.

- Apa yang membuat perusahaan memutuskan menerima anda ?. 95% nya berdasarkan kepribadian, antusiasme, dan keahlian anda. 5% nya adalah karena keahlian khusus yang anda miliki.

PERATURAN NO. 4 : Jika Penawaran Resmi Telah Dibuat

Jika penawaran resmi telah dibuat, ajukan pertanyaan sebagai berikut :

- Apakah ada kesempatan promosi untuk posisi ini ?. Untuk posisi atau level apa ?.

- Kapan dan bagaimanakah penilaian kinerja pegawai untuk posisi ini ?.

- Apakah penilaian tersebut termasuk untuk review gaji ?.

- Seperti apakah peningkatan gaji yang ditawarkan untuk 3-5 tahun mendatang ?.

- PASTIKAN BAHWA PENAWARAN GAJI TELAH MENCAKUP KESELURUHAN DAN DALAM BENTUK TERTULIS.

- PASTIKAN ANDA TELAH MENGEVALUASI KESELURUHAN KOMPENSASI YANG DITAWARKAN, BUKAN HANYA GAJI.

Selain gaji, biasanya perusahaan juga memberikan kompensasi dalam bentuk :

* Asuransi kesehatan (dengan atau tanpa mencakup perawatan gigi & mata) .Walaupun perusahaan tidak meng-cover semua biaya, fasilitas ini akan membuat anda membayar lebih murah.

* Asuransi jiwa.

* Asuransi kecelakaan, terutama untuk pegawai yang sering bepergian/jenis pekerjaan dengan risiko tinggi.

* Peningkatan gaji untuk 3-5 tahun pertama. Apakah hanya peningkatan pertahun ?. Atau ada peningkatan gaji/pemberian bonus berdasarkan prestasi kinerja ?.

* Fasilitas cuti.

* Biaya pensiun (berlaku untuk perusahaan tertentu).

* Profit sharing.

* Stock option. Beberapa perusahaan menerapkan sistem pembagian saham kepada karyawan.

* Training atau pendidikan tertentu.

* Uang lembur & transportasi.

* Fasilitas kredit kendaraan/rumah.

PERATURAN NO. 5 : Hal lain yang harus diperhatikan

- Ucapkan terimakasih atas penawaran yang diberikan.

- Jangan langsung bernegoisasi pada saat pewawancara menyebutkan penawaran. Mintalah waktu untuk mempertimbangkan kompensasi secara keseluruhan, bukan hanya gaji.

- Pada saat bernegoisasi, jangan katakan, “Saya meminta …”. Yang terbaik anda harus mengatakan, “Saya mengharapkan..,”.

- Terkadang gaji yang ditawarkan mungkin lebih rendah dari yang anda inginkan. Sebelum meng-iya-kan atau menolak, pertimbangkanlah faktor lain seperti reputasi perusahaan, budaya perusahaan, suasana kerja, macam asuransi yang ada, training dan pendidikan, dan sebagainya.

Sumber : kapanlagi.com


Selengkapnya Baca...Tips Menentukan Gaji dalam Interview...

10 Tips Atasi Gagal Melamar Kerja

Mencari kerja di masa krisis sungguh tidak gampang. Salah satu yang bisa “disiasati” adalah mencermati persiapan dalam melamar pekerjaan. Jangan sampai hanya karena alpa mempersiapkan persyaratan yang telah ditetapkan oleh perusahaan, kesempatan kerja yang sudah tipis pun melayang.Untuk mencapai hasil maksimal, perlu kiranya diketahui kesalahan-kesalahan yang sering timbul dalam rangka melamar kerja. Berikut ada 10 kesalahan umum yang acap kali dilakukan oleh pencari kerja.

1. Surat-surat tidak lengkap

Periksa dahulu kelengkapan dokumen Anda sebelum melangkah ke luar dari rumah. Ketidaklengkapan dokumen merupakan salah satu kesalahan fatal yang berakibat ditolaknya permohonan kerja. Jika Anda termasuk orang yang ceroboh, mintalah bantuan kerabat dekat atau teman untuk memeriksa dokumen yang dibutuhkan.

2. Datang terlambat

Kebiasaan jam karet yang biasanya bersifat menular sebaiknya ditinggalkan. Banyak perusahaan asing yang tidak mentoleransi keterlambatan calon pelamar, khususnya ketika diundang untuk mengikuti serangkaian tes. Untuk mengatasinya, cobalah sehari sebelum tanggal tes melakukan survai. Tambahkan setengah jam dari waktu tempuh yang diperlukan.

3. Berpakaian kurang sopan

Keberhasilan bisa jadi dimulai dari pandangan pertama. Penyeleksi tentu akan mempunyai penilaian tersendiri ketika melihat pelamar kerja pada saat melakukan wawancara. Karena itu hindari pemakaian aksesori yang berbeda dengan adat kebiasaan.

4. Mencantumkan referensi terlalu banyak

Referensi dalam curriculum vitae (CV) atau daftar riwayat hidup memang penting. Tapi perlu diingat, jangan terlalu banyak karena akan menimbulkan kesan bahwa Anda memiliki mental suka menonjolkan diri dan tidak percaya pada kemampuan sendiri.

5. Jangan meremehkan hobi

Bila Anda memiliki hobi unik yang diperkirakan bisa membantu kreativitas kerja, tak ada salahnya dicantumkan dalam CV. Biasanya pimpinan perusahaan lebih menyukai pekerja yang berbakat dalam bidangnya. Bila kegemaran itu merupakan faktor penting dalam posisi yang dilamar, ada baiknya ditulis sesudah perincian pengalaman kerja.
6. Salah tulis atau sebut nama

Pimpinan perusahaan akan sakit hati seandainya namanya ditulis atau diucapkan secara keliru. Hal ini akan mempengaruhi kewibawaan dan reputasinya. Usahakan agar meneliti kembali saat menulis nama orang dalam surat lamaran atau menyapa seseorang
7. Melebih-lebihkan keterampilan

Umumnya penyeleksi akan lebih jeli akan hal ini. Mereka akan terus meneliti bagian-bagian dalam CV atau daftar riwayat hidup yang dianggap terlalu dibuat-buat. Malahan ada yang mempersiapkan tes praktik langsung untuk menguji kebenaran laporan Anda. Oleh sebab itu jangan coba-coba menonjolkan sesuatu yang tidak Anda miliki.
8. Bicara berbelit-belit

Wawancara merupakan saat yang tepat untuk mengungkapkan segala keinginan yang terpatri dalam diri Anda. Pewawancara pasti akan menanyakan semua segi dalam hubungannya dengan isi CV atau daftar riwayat hidup yang telah Anda kirimkan. Dalam menyerap informasi dari Anda, mereka menggunakan logika berpikir secara rasional. Setiap uraian akan dihubungkan dengan keterangan sebelumnya. Karena itu jangan memberi keterangan yang berbelit-belit. Apabila penyeleksi menganggap Anda memberikan keterangan yang tidak jelas, jangan berharap.
9. Meminta fasilitas

Ada kalanya gaji yang ditawarkan kepada Anda lebih rendah dari yang Anda harapkan. Tapi, jangan coba-coba meminta fasilitas tertentu yang tidak disediakan perusahaan seperti antar-jemput, uang transpor, uang makan, dll.
10. Lupa memotong rambut

Rambut gondrong kebanyakan tidak disukai perusahaan, kecuali profesi yang Anda cari berhubungan dengan hal-hal yang tidak membutuhkan kerapian.
Masih banyak kelalaian lain yang ditemui di lapangan. Namun, ada yang masih dalam batas toleransi, ada pula yang jarang dikerjakan oleh kebanyakan orang. Ada satu hal yang perlu diingat, tidak selamanya kepintaran seseorang akan menghasilkan pekerjaan bagi dirinya. Masyarakat kita masih mendudukkan moralitas di atas intelektualitas. Apa gunanya jika memiliki inteligensia tinggi, tetapi moralnya rendah?
Selamat melamar pekerjaan… (intisari)


Selengkapnya Baca...10 Tips Atasi Gagal Melamar Kerja...

Tips Menghadapi Walk In Interview

Tak perlu menunggu datangnya surat panggilan. Dalam walk in interview Andalah yang harus proaktif ‘menjemput bola’. Prinsipnya Vini, Vidi, Vici (Saya datang, bertanding dan menang).

Walk in interview adalah jenis wawancara yang biasanya dilakukan bila posisi yang ingin diisi dan jumlah pelamarnya cukup besar. Proses wawancara atau perekrutan tidak hanya berlangsung di perusahaan tersebut, melainkan bisa saja terjadi di suatu tempat di luar gedung perusahaan, seperti di hall, hotel atau tempat lain.

Pada dasarnya menjalani walk ini interview sama saja dengan wawancara biasa. Hanya saja Anda dituntut kesiapan maksimal karena Anda langsung berhadapan pewawancara saat melamar. Beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk memenangkan ‘pertarungan’.

Teliti Iklan

Sebelum membuat lamaran, Anda perlu meneliti iklan lowongan kerjanya, apakah bidang kerja dan posisi yang ditawarkan sesuai dengan membuang-buang tenaga dan waktu. Pastikan juga tempatnya representatif dan perusahaannya jelas.

Resume dan CV

Setelah yakin bahwa lowongan tersebut memang sesuai dengan Anda, buatlah resume dan CV yang menarik dan lengkap, karena resume dan CV Anda langsung dibaca saat itu juga. Ketik dengan komputer dengan huruf yang mudah dibaca. Kemudian cetak resume dan CV di atas kertas yang bersih dan tidak keriting. Hindari membawa CV fotokopi karena Anda akan dinilai tidak serius.

Data Pendukung

Setelah itu, lengkapi dengan data-data pendukung lainnya, seperti ijazah, surat-surat referensi, foto 4X6 1 lembar, serta contoh hasil karya atau portfolio terbaik Anda. Masukkan semua kelengkapan ini ke dalam map atau amplop besar.

Persiapkan Diri

Sehari sebelum berangkat, pahami dulu lingkup kerja yang ditawarkan. Jangan sampai Anda datang ke sana masih bertanya soal posisi yang ditawarkan. Misal, jika posisi yang Anda lamar marketing, coba pelajari beberapa hal yang berkaitan dengan dunia marketing.

Penampilan Prima

Perhatikan penampilan Anda secara keseluruhan. Karena impresi pertama pewawancara sangat menentukan keberhasilan walk in interview Anda. Pilihlah busana yang paling sesuai dan sopan. Pastikan penampilan Anda rapi, bersih, cantik dan layak untuk menghadiri wawancara.

Alat Tulis

Bawalah alat tulis dan notes karena siapa tahu diperlukan saat wawancara. Kesiapan Anda menghadipi interview juga mendapat penilaian tersendiri. Jangan sampai Anda harus meminjam alat tulis pada pewawancara.

Isi Perut

Sebelum berangkat, isi perut Anda terlebih dahulu. Karena biasanya dalam walk in interview Anda akan menghadapi beberapa tes pada hari itu juga yang membutuhkan konsentrasi tinggi. Sehingga kenyamanan perut juga dijaga. Konsumsilah makanan bergizi secukupnya. Tapi, jangan konsumsi makanan yahg bergas dan tajam, karena akan menyulitkan hidup Anda.

Tepat Waktu

Kalau perlu Anda sudah tiba satu jam sebelum proses dimulai. Anda jadi punya kesempatan mempelajari suasana, menenangkan diri dan mempersiapkan segala sesuatunya. Datang lebih awal juga membuat Anda tidak perlu menunggu terlalu lama, mengingat pelamar yang datang ke walk in interview biasanya banyak.

Wajah Optimis

Tampilkan wajah penuh percaya diri, cerah ceria dan optimis. Jangan sekali pun menampakkan wajah kusam nan sendu di depan pewawancara. Karena tidak ada satu perusahaan pun yang mau mempekerjakan orang yang gampang putus asa. Tunjukkan keoptimisan Anda dengan menjabat tangan pewawancara secara mantap dan tatapan mata hangat.

Menjawab Taktis

Jawab semua pertanyaan dengan penuh percaya diri, jujur dan bersahabat, tapi tidak berlebihan. Jangan ragu menjawab jika Anda diminta untuk memberi penjelasan lebih terperinci. Manfaatkan kesempatan untuk bertanya jika pewawancara mempersilakan Anda. Jangan ragu bertanya hal-hal yang belum jelas misal bertanya kapan hasil interview akan dikabarkan.

Kesan Positif

Selesai wawancara ucapkan terima kasih dan berikan jabatan tangan yang paling hangat. Berikan kesan positif saat meninggalkan ruangan. Jika dalam waktu yang dijanjikan pewawancara belum menghubungi Anda, teleponlah pewawancara dan tanyakan hasilnya.

Perlu Dibawa Saat Walk In Interview :

- Kartu identitas dan kartu nama
- Kertas catatan kecil
- Bolpoin dan pinsil 2B, serta penghapus
- Daftar pertanyaan yang ingin Anda tanyakan
- Catatan sejarah terperinci
- Contoh hasil kerja atau portfolio
- Minum dan makanan kecil (kalau walk in interview diadakan besar-besaran)
- Daftar referensi (jika ada)
- Jika melamar sebagai pramugari, kenakan baju lengan pendek dan rok pendek serta sepatu hak tinggi.

Ika Nurul Syifaa


Selengkapnya Baca...Tips Menghadapi Walk In Interview...

Hindari 6 Pembunuh Karir Anda

Anda pasti baru saja memasukkan kata “karir” dalam daftar resolusi 2008 yang Anda buat sebulan yang lalu. Bagaimana sejauh ini, apakah Anda sudah mengambil langkah-langkah awal untuk mewujudkannya? Apapun yang Anda harapkan dari karir Anda tahun ini, yang pasti merujuk pada perkembangan, kemajuan dan peningkatan ke arah yang lebih baik dan menjanjikan.

Sambil terus melakukan upaya-upaya yang mendukung terpenuhinya harapan-harapan tersebut, Anda juga perlu mengenali faktor-faktor penghambatnya. Dengan mengenalinya sejak dini, akan akan terhindar dari kemungkinan kegagalan yang tidak Anda perhitungkan. Setidaknya ada 6 “dosa” yang harus Anda hindari di tempat kerja. Kalau tidak, 6 hal itu tidak hanya akan menjadi perintang melainkan bahkan juga akan membunuh karir Anda.

1. Bangga

Keberhasilan demi keberhasilan di tempat kerja membuat Anda merasa luar biasa sehingga cenderung mengecilkan fakta bahwa itu semua tak lepas dari dukungan atau pun asistensi orang-orang di sekitar Anda, dan khususnya mereka yang berada di bawah Anda. Anda pun menjadi seorang yang egosentris, dam lambat-laun –mungkin tanpa Anda sadari- mulai meremehkan dukungan orang lain. Kebanggaan pada diri yang berlebihan akan mematikan semangat tim yang hakikatnya dibangun dari bawah dan bisa mempercepat laju karir seseorang. Merasa diri adalah bagian dari kesatuan sebuah tim, akan memberi sukses yang berjangka panjang.

2. Iri Hati

Penghargaan kepada individu diberikan oleh perusahaan berdasarkan prestasi yang dicapai oleh yang bersangkutan. Tapi, Anda selalu mempertanyakan, “Apa dia pantas mendapatkannya?” dan lalu merasa, “Saya lebih pantas.” Perasaan seperti itu bisa merusak dan menjauhkan Anda dari kemampuan untuk fokus pada tugas dan tanggung jawab yang ada di tangan Anda sendiri. Menjadi orang yang selalu mencemburui orang lain di tempat kerja bisa menyabotase harga diri Anda. Dan, harga diri adalah karakteristik penting dari setiap pekerja atau pun eksekutif yang sukses. Daripada iri hati, lebih baik saling bergandeng tangan bahu-membahu, dan itu bisa memotivasi kerja menuju sukses.

3. Marah

Kemarahan perlu dikontrol. Marah tidak memberi keuntungan apapun di tempat kerja. Tak seorang pun akan terbantu kalau Anda marah. Sebaliknya, marah hanya akan merusak reputasi dan citra Anda di mata teman, atasan maupun bawahan. Boleh saja Anda tidak setuju dengan orang lain, dan berusaha untuk melindungi kepentingan Anda akan sebuah pekerjaan atau proyek yang sedang Anda tangani. Dan bagus kalau Anda merasa passionate pada tugas Anda. Namun pelajarilah bagaimana menyalurkan emosi-emosi itu dalam aksi-aksi yang akan menguntungkan Anda di mata orang lain, khususnya tentu di mata atasan. Seorang yang mudah marah jarang sekali mendapatkan promosi kenaikan jabatan karena dinilai akan sulit menginspirasi atau memotivasi orang lain.

4. Berpikir pendek

Selalu ingin “lebih” dan “segera” adalah hasrat yang mendasari setiap usaha untuk mencapai tujuan-tujuan karir. Namun, menyalurkan hasrat itu secara ekstrim, misalnya dengan “menghalalkan segala cara” akan merugikan diri sendiri. Anda jadi kehilangan arah dan kehidupan Anda menjadi tidak seimbang. Jalan menuju sukses menghendaki pendekatan jangka panjang dalam semua aspek pekerjaan. Fokus pada kecepatan dan capaian-capaian jangka pendek hanya baik untuk sesaat, dan ketika dihadapkan pada hal-hal di tahap berikutnya, Anda tidak siap.

5. Mudah puas

Pada sisi lain, mudah puas dan kemalasan tidak memiliki tempat di dunia kerja. Setelah berhasil mencapai satu tahap lalu berhenti dan berharap capaian itu bisa mengantarkan ke sukses berikutnya dalam perjalanan karir adalah mustahil. Lebih-lebih dalam iklim kompetitif dewasa ini, hanya mereka yang terus berproses dan menindaklanjuti pertumbuhannya, dan senantiasai memperbarui kontribusinya yang akan sukses.

6. Ketidakseimbangan

Sejumlah orang bergerak naik terlalu cepat dalam jenjang jabatan perusahaan tapi kemudian berakhir dengan kegagalan. Segala yang berlebihan dan tidak wajar tidaklah bagus –khususnya jika Anda tidak siap dengan tantangannya. Penting untuk memastikan bahwa Anda tidak hanya siap secara profesional untuk mengambil tantangan yang lebih besar, tapi juga kehidupan personal juga mesti disiapkan untuk tuntutan-tuntutan baru tersebut. Mencapai sukses karir sebaiknya tidak mengesampingkan keseimbangan hidup, dan hasrat profesional yang “salah tempat” bisa menciptakan masalah di kemudian hari.

Sumber : portalhr.com

Selengkapnya Baca...Hindari 6 Pembunuh Karir Anda...
Rancangan Asli Oleh: x-template.blogspot.com dan Dimodifikasi Oleh :Jhonson Geo M @ 2008